-->

Saturday, 26 December 2015

Geografi Manusia, Hubungan Geografi dengan Alam dan Makhluk Hidup Disekitarnya

#

A. Alam Sekitar

Semua makhluk hidup di permukaan bumi ini memerlukan sumber kehidupan dan tempat hidup agar dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Dengan demikian semua aktivitas hidup dan tata kehidupan di permukaan bumi tidak lepas dari pengaruhnya, hampir semua bentuk kehidupan di permukaan buki tidak dapat terlepas dari peranan bumi (geo) dan pengaruh lingkungan sekitarnya (environtment).

Dalam dunia pertambangan sangat menggantungkan keberadaan bahan galian yang terdapat di dalam bumi sehingga tidak dapat dibuat secara sintesis, misalnya: emas, tembaga, perak, alumunium, uranium, dan sebagainya.

Dalam dunia pertanian, ketergantungan terhadap alam sekitar merupakan suatu contoh ketergantungan yang sulit dihindari. Unsur hara tanaman, air hujan, letak ketinggian serta sinar matahari merupakan komponen alam yang mutlak diperlukan dalam sistem budidaya pertanian. Ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu menciptakan unsur hara tananman secara sintesis. Nitrogen, fosfor, laium, kalsium, magnesium, dan unsur lainnya masih diambil dari produk alam, baik berupa tambang maupun pabrik.

Air hujan yang jatuh di permukaan bumi dapat direkayasa oleh manusia dengan menggunakan istilah hujan buatan, walaupun pada hakikatnya yang dimaksud hujan buatan hanya berupa stimulan uap air yang sudah ada di atmosfer kemudian dikondensasikan sehingga air jatuh di permukaan bumi. Keterbatasan iptek masih mewarnai teknologi hujan buatan tersebut, sedangakan aspek biaya, akurasi, dan waktu merupakan kendala yang serius dan belum dapat dikendalikan oleh manusia.


Geografi Manusia, Hubungan Geografi dengan Alam dan Makhluk Hidup Disekitarnya


Daur alam yang telah berjalan secara teratur dan rasional menurut fitrahnya, memungkinkan untuk menjadi media atau tempat hidup yang layak bagi semua kehidupan di permukaan bumi ini. Siang dan malam selalu hadir silih berganti merupakan salh satu bentuk daur alam yang sederhana, namun peranannya cukup besar dalam menunjang kelangsungan hidup makhluk di permukaan bumi. Penciptaan langit, bumi dan seisinya merupakan salah satu tanda tanda kekuasaan-Nya yang sangat mutlak.

Pembangunan gedung bertingkat harus memerhatikan kondisi tanahnya sebagai penyangga, kuat atau tidak. Dengan demikian sebagian besar daerah rawa atau bergambut tidak layak untuk di bangun bangunan bertingkat. Lapangan terbang harus berada pada area lahan yang datar dan jauh dari pehunungan. Pelabuhan laut harus dicari lokasi yang jauh dari muara sungai yang kadar lumpurnya tinggi. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) harus ada pada lokasi yang sudah stabil (artinya tidak ada goncangan goncangan sehingga reaksi nuklir tidak membahayakan).

Fenomena alam lain yang tidak kalah menarik untuk dibahas dan senantiasa berpasangan antara lain hidup-mati, baik-buruk, panas-dingin, dataran tinggi- dataran rendah, dan lainnya. Fenomena tersebut merupakan salah satu bentuk daur alam yang mempunyai kontribusi besar dalam menunjang dinamika kehidupan.
Pada siang hari, matahari memancarkan sinarnya dan jatih di permukaan bumi. Selanjutnya, dapat ditangkap oelh permukaan daun untuk dimanfaatkan dalam proses sintesis karbohidrat yang berasal dari air dan gaas asam arang. Secara empiris para pakar sepakat untuk memformulasikan proses tersebut ke dalam suatu reaksi kimia.

Sintesis karbohidrat (reaksi) tersebut dapat berlangsung dengan sempurna jika dipenuhi beberapa persyaratan berikut:
•    Terdapat khlorofil (zat hijau daun).
•    Tersedia unsur hara yang cukup dalam tanah.
•    Terdapat energi sinar sebagai motor penggerak reaksi pembentukan.

Khlorofil (zat hijau daun) terdapat dalam tanaman yang berfungsi sebagai dapur dari proses sintesis karbohidrat. Sinar matahari merupakan sumber daya alam yang berlimpah (unexhausted) diperoleh pada siang hari. kemajuan ilmu pengtahuan dan teknologi telah memberi kemungkinan untuk memanfaatkan sinar lampu untuk mengganti sinar matahari.
Sedangkan unsur hara merupakan faktor penunjang dari proses sintesis terdapat dalam tanah, sampai saat ini belum ada teknologi untuk mensintesis unsur hara. Teknologi hidroponik dan sejenisnya masih memerlukan unsur hara  untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tanpa adanya unsur hara sistem budi daya dengan hidroponik pun tidak dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Unsur hara diperlukan tanaman dalam jumalh yang berbeda beda, jika diperlukan dalam jumlah banyak disebut dengan unsur hara makro, jika diperlukan dalam jumlah yang sedikit disebut dengan unsur hara mikro. Unsur hara mikro dan makro berasal dari hancuran bahan induk tanah (batuan), kecuali nitrogen.

Jenis dan banyaknya kendungan unsur hara yang tersimpan di setiap batuan berbeda beda tergantung kepada jenis dan macam batuannya. Ada kalanya batuan tersebut miskin akan unsur hara dan ada pula yang kaya. Faktor faktor yang menentukan kaya atau miskinnya unsur hara yang terdapat dalam batuan tergantung kepada:
•    Jenis pembentukannya.
•    Letak geografis.
•    Komposisi/ susunan batuan.
•    Sifat fisik.
•    Kecepatan pelapukan.
•    Warna.
Berdasarkan faktor faktor itu dapat diketahui dengan tepat potensi unsur hara yang terdapat di dalam batuan. Oleh karena itu, fungsi dan peranan batuan terhadap penyediaan unsur hara bagi tanaman dapat dijadikan bahan evaluasi dini (awal) terhadap tingkat kesuburan tanah untuk pertanian.



B.      Hubungan Bumi dan Manusia

Antara bumi dan manusia mempunyai hubungan historis yang sangat erat. Manusia pertama bernama Adam (terlepas dari kontroversi yang ada) diciptakan dari tanah (bagian dari bumi) sehingga pola kehidupan sehari harinya tidak pernah terlepas dari unsur bumi. Diciptakan dari tanah, memperoleh makanan dari dalam tanah, dan jika mati dikuburkan di dalam tanah.
Teori Terciptanya Bumi dan Alam Semesta

Batuan sebgai bagian utama dari bumi juga mempunyai hubungan dengan manusia karena dianggap benda yang dapat membantu kehidupan manusia pada zaman dahulu. Mulai dari kampak, alat potong kayu, senjata tajam, dan alat lainnya terbuat dari batu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat peradaban manusia pada saat itu masih rendah dan zaman itu dikenal dengan “Zaman Batu”.

Sampai saat sekarang tampaknya budaya manusia seperti itu masih mengakar di masyarakat, terbukti masih ada sebgian orang yang menganggap batuan mempunyai kekuatan yang luar biasa, misalnya cincin bati (akik) berupa pirus, topaz, kecubung, giok, kol buntet, dan lainnya. Mereka masih beranggapan bahwa batu batu itu dapat memberikan pertolongan kepada manusia dan dapat membantu kelancaran usaha, belajar dan sebagainya.

Ditinjau dari sisi lain, secara langsung batuan memang dapat menunjang kehidupan di permuakaan bumi ini. Batuan tidak hanya bermanfaat untuk keperluan bahan baku patung, peralatan rumah tangga dan perhiasan, melainkan mempunyai peran yang lebih besar lagi dalam menunjang kehidupan di permukaan bumi ini. Sarana transportasi seperti jalan raya, landasan pacu pesawat terbang, fondasi bangunan pencakar langit, bahan campuran beton, dan lainnya masih tergantung sepenuhnya pada batuan. Di merauke dan di daerah lainnya yang tidak dijumpai batuan akan mengalami kesulitan dalam pembangunan sarana fisik seperti jalan, gedung dan lainnya. Dalam keadaan seperti itu, pengadaan bahan pasir atau batu harus didatangkan dari daerah lain yang jaraknya cukup jauh sehingga memerlukan biaya pengangkutan.


C.    Batuan Sebagai Indikator Kesuburan Tanah

Beberapa unsur hara yang tersimpan dalam batuan, baik unsur hara makro maupun mikro akan dilepaskan melalui proses pelapukan. Kecepatan pelepasan unsur hara dari batu sangat tergantung kepada intensitas faktor faktro yang memengaruhi pelapukan, misalnya suhu (temperature), curah hujan, dan kelembaban,

Jenis dan macam unsur hara yang terkandung dalam setiap batuan / mineral primer berikut ini:
Geografi Manusia, Hubungan Geografi dengan Alam dan Makhluk Hidup Disekitarnya
Dari tabel di atas dapt diambl kesimpulan bahwa setiap jenis batuan memiliki kandungan unsur hara yang berbeda. Pada mineral tertentu kaya akan unsur kalium maupun magnesium, sedangkan pada mineral lainnya tidak dijumpai adanya unsur hara yang esensial bagi tanaman, misalnya pada kuarsa sehingga ada tidaknya kuarsa tidak memengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Dengan demikian jika suatu batuan banyak mengendung silikat (kuarsa), berarti unsur hari lainnya berasa dalam jumlah yang sedikit sehingga tanah tidak cocok untuk lahan pertanian. Lahan tersebut lebih pantas untuk lahan pertambangan pasir kuarsa sebagai bahan baku pabrik gelas atau bahan campuran industri semen.

Dengan mengetahui sifat dan ciri setiap batuan dan atau mineral dilapangan, maka dapat menduga dengan mudah kandungan unsur hara yang dominan, sekaligus pupuk apa yang harus diberikan dan apa yang tidak diperlukan dalam tanah tersebut.

D.    Peranan Bumi Dalam Pertanian

Pertanian merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan upaya penangkapan energi matahari yang kemudian disimpan dalam karbohidrat sebagai hasil fotosintesis. Jika suatu tanaman kurang efektif dalam menangkap energi tersebut, maka hasil fototsintesisnyapun juga akan rendah. Semakin efektif suatu jenis tanaman menangkap energi sinar matahari, maka semakin besar manfaatnya bagi kehidupan di permukaan bumi ini.

Secara alami sistem budidaya pertanian merupakan suatu upaya yang sangat tergantung kepada kondisi alam dan keadaan spesifik dari bumi. Tanaman pada umumnya harus menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, bukan alam yang menyesuaikan diri dengan tanaman. Oleh karena itu, antara sistem pertanian dengan kebumian merupakan dua aspek yang saling memengaruhi dan tidak dapt dipisahkah pisahkan satu dengan lainnya.

Interaksi antara pertanian dengan bumi telah dimengerti orang sejak lama. Dalam mata pelajaran ekologi telah dipelajari interaksi antara makhluk dengan alam sekitarnya, termasuk hunungan antara tanaman dengan habitatnya. Pola penyebaran tanaman di permukaan bumi merupakan bukti konkret adanya hubungan erat antara bumi dengan tanaman. Tidak semua tanaman dapat hidup di puncak gunung dan tidak semua jenis tanaman dapat hidup di pantai.

Selektivitas semacam itu merupakan interaksi nyata antara bumi dengan tanaman. Tanaman apel dapat hidup dan berproduksi baik pada ketinggian lebih dari 900 meter, tanaman padi sawah dapt tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 500 meter, dan masih banyak lagi contoh contoh jenis tanaman yang memerlukan habitat khusus. Misalnya, tanaman kurma dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah padang pasir (beriklim arid = kering), apabila kurma ditanam pada daerah basah seperti di Indonesia dapat tumbuh dengan baik, tetapi tidak dapat berbuah sebaik ditempat arid.

Disamping letak ketinggian dijumpai pula tanaman tertentu yang memerlukan panjang hari khusus, jika panjang hari tidak terpenuhi maka tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Tanaman jagung tumbuh dengan baik dan berproduksi optimal di dataran rendah, apabila ditanam di dataran tinggi (>1500 meter dpl). Dengan suhu rendah jagung dapat tumbuh dan untuk berbuah diperlukan waktu 3 kali lebih lama dari dataran rendah.

Panjang hari atau Lenght of Growth Period (LGP)merupakan fenomena alam yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia, bumi beserta planet lainnya berinteraksi menghasilkan LGP yang spesifik dalam sistem bumi, bulan, maupun planet planet lainnya. Fenomena ini dapat dilihat di beberapa belahan bumi. Mislnya, di daerah tropika mempunyai LGP yang berbeda dengan di daerah subtropis dan daerah kutub. Hal yang serupa mungkin terjadi pula pada daerah daerah di lembah gunung, puncak dan lereng.

E.    Hubungan Bumi dan Lingkungan

Geografi Manusia, Hubungan Geografi dengan Alam dan Makhluk Hidup Disekitarnya
Seperti diketahui bahwa dalam perencanaan pembangunan wilayah, faktor kebumian merupakan aspek yang harus menjadi pertimbangan utama, misalnya sistem budidaya pertanian yang umumnya selalu tergantung kepada tanah (soil) karena tanah tersebut  merupakan salah satu benda yang terbentuk akibat proses geologi. Perencanaan pembangunan/ perencanaan wilayah seperti pembangunan kawasan industri, kawasan lindung, kawasan pemukiman, kawasan perkotaan, dan kawasan wisata memerlukan informasi yang akurat tentang kebumiannya maupun lingkungannya. Informasi kebumia (geosystems) yang diperlukan dalam pengembangan wilayah, misalnya letak lintang, derajat kelerengan, tingkat kesuburan tanah, jenis batuan, kemampuan resapan tanah, tata letak, sumber air, letak strategis dan lainnya.

Oleh karena itu perencanaan pembangunan wilayah tidak terlepas dari peranan geologi dan lingkungannya sehingga perlu adanya bahasan khusus tentang hubungan antara geologi-lingkungan. Hubungan itu dapat dicerminkan dalam suatu gagasan ilmu baru yang disebut dengan “Geologi Lingkungan”.

Dengan demikian, hubungan antara kebumian dan lingkungan tidak terbatas pada fenomena yang berkaitan dengan tatanan kehidupan, melainkan terkait pula dengan aspek kelestarian lingkungannya. Oleh karena itu, kajian hubungan kebumian dengan lingkungan melahirkan konsep konsep antara lain tata ruang, perencanaan pemukiman, kesesuaian wilayah, kemampuan wilayah, klasifikasi kesesuaian lahan, klasifikasi kemampuan wilayah, perwilayahan komoditas, kawasan lindung (konservasi), dan kawasan rawan bencana.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kajian tentang geologi lingkungan merupakan salah satu cabang dari ilmu kebumian yang bahasannya menitikberatkan kepada hubungan antara bumi dengan lingkungannya yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah seperti kawasan budidaya, kawasan terbuka (open space), kawasan resapan, kawasan sempadan sungai, dan lainnya.

Dalam geologi lingkungan akan dibahas hubungan antara beberapa cabang ilmu kebumian yang berkaitan erat dengan perencanaan pembangunan. Beberapa cabang ilmu yang sangat terkait dengan perencanaan pembangunan wilayah antara lain geodesi, geofisika, petrologi, mineralogi, palaeontologi, geomorfologi, pertanian, kehutanan, klimatologi, peternakan, seismologi, dan beberapa cabang ilmu panunjang lainnya.

Dengan demikian, geologi lingkungan merupakan suatu cabang ilmu geologi yang khusus mempelajari hubungan antara bumi dan lingkungannya yang dikaitkan dengan perencanaan pembangunan wilayah (pengembangan kawasan).

Semua kehidupan yang ada di permukaan bumi ini tidak terlepas dari pengaruh bumi, sedangkan bumi sendiri merupakan salah satu planet yang mengalami proses proses perubahan dari waktu ke waktu, akibat adanya interaksi dengan sistem tata surya.  Untuk itu dunia pertanian yang menyangkut aspek biologi maupun aktivitas manusia lainnya sangat berkaitan erat dengan bumi (sangat tergantung kepada kondisi bumi).