-->

Tuesday, 29 December 2015

Deskripsi dan Kandungan Mineral Batuan Beku

#

Agar lebih jelas dalam mendiskripsikan batuan beku dalam hubungannya dengan penggolongan batuan beku seperti pada klasifikasi batuan beku (Russell B. Travisi), maka di bawah ini diberikan deskripsi secara umum mengenai jenis jenis batuan beku disertai persentasi dari komposisi mineral pembentuk batuannya secara umum yang diberikan oleh Heinrich.

1.    Granit

Granit adalah batuan beku yang bersifat asam, batuan dalam atau disebut batuan plutonis, bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir kasar, mengandung mineral mineral sebagai berikut:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku

Apabila jumalh mineral plagioklas melebihijumlah mineral felspar kalium maka ini batuan disebut granodiorit. Dengan berkurangnya jumlah mineral kuarsa, batuan beku menjadi sianit. Granit terbuntuk sebagai batuan dalam dan batuan gang dalam bentuk batolit atau stock atau bentuk lainnya. Di indonesia batuan granit terdapat banyak di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lain lainnya.

2.    Riolit

Batuan leleran (lelehan) dari granit, berbutir halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin (sebagian kristal dan sebagian kaca), afanitik. Riolit mempunyai komposisi mineral yang sama dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam bentuk retas, sill dan aliran.

3.    Sianit

Merupakan batuan berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, dan mengandung mineral berikut ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku sianit

Apabila jumlah mineral kuarsa antara 5 – 10 %, umumnya batuan disebut sianit kuarsa. Sianit merupakan batuan langka dan terbentuk sebagai batuan dalam dan batuan gang dalam bentuk stock, retas, dan sill.

4.    Trakit

Batuan leleran (lelehan) dari sianit, berbutir halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin, afanitik, dan mengandung mineral sebagai berikut:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku trakit

Apabila jumlah mineral plagioklas bertambah, batuan disebut latit. Apabila jumlah mineral kuarsa bertambah maka batuan disebut latit kuarsa. Trakit terbentuk sebagai batuan leleran dan batuan gang. Umumnya trakit dapat dikenal dari fenokrisnya yang terdiri atas mineral sanidin.

5.    Sianit – Nefelin

Bentuk dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung mineral primer sebagai berikut ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku sianit nefelin

Batuan sianit – neflin tidak umum bertekstur porfiri, tetapi batuan sianit foida lainnya umumnya bertekstur porfiri dan mineral yang umum sebagai fenokris adalah sanidin, ortoklas, amfibola, piroksen, dan biotit. Batuan beku yang tidak umum sebagai fenokris adalah sanidin, ortoklas, amfibola, piroksin, dan biotit. Sedangkan yang tidak umum sebagai fenokris adalah olivin, leusit, nefelin, sodalit, apatit, dan magnetit.
Batuan sianit – nefelin terbentuk menjadi stock, lakolit, retas, dan sill. Sedangkan batuan beku sianit nefelin merupakan batuan yang jarang dijumpai sehingga keberadaannya termasuk batuan beku langka di alam.

6.    Fonolit

Batuan leleran (lelehan) dari sianit nefelin berbutir halus. Kompisisi mineralnya dapat anda lihat pada tabel dibawah ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku fonolit

Batuan fonolit terbentuk menjadi batuan leleran (lelehan) dan betuan gang dalam bentuk retas, sill, konolit dan aliran. Fonolit merupakan batuan yang langka di alam.
Note: kumpulan sejumlah mineral yang disebut juga mineral pengganti felspar atau felspatoid yang terdiri atas mineral leusit, nefelin, kankrinit, sodait, hauyne, dan melilit.

7.    Monsonit

Batuan beku dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, dan mengandung mineral sebagai berikut:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku monsonit

Apabila felspar kalium bertambanh sehingga melebihi jumlah plagioklas natrium, batuan disebut sianit. Akan tetapi, jika felspar kalium berkurang batuan menjadi diorit. Dengan hadirnya kuarsa maka batuan menjadi granodiorit. Monsonit terbentuk sebagai stock, retas, lakolit, dan sill. Monsonit merupakan batuan yang langka di alam.

8.    Latit

Batuan leleran (lelehan) dari monsonit, berbutir halus disebut juga trakit andesit, mempunyai komposisi mineral yang sama dengan monsonit, terbentuk sebagai aliran dan jarang sebagai intrusi.

9.    Granodiorit

Batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung beberapa minaral primer mineralnya sebagai berikut ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku granodiorit

Granodiorit adalah batuan dimana mineral plagioklasnya sebanding atau melebihi jumlah mineral felspar kalium. Akan tetapi, apabila felspar kalium jauh lebih banyak daripada plagioklas, batuan disebut granit dan apabila felspar kalium terdapat dalam jumlah sedikit sebagai mineral pengikut maka batuan disebut diorit kuarsa atau fonalit.
Berdasarkan kadar kuarsanya, granodiorit merupakan bentuk transisi antara granit dan diorit. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill, dan retas. Di indonesia batuan granodiorit banyak terdapat di Bukit Barisan, Sumatera.

10.    Dasit

Batuan leleran (lelehan) dari granodiorit, berbutir halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin. Pada umumnya, bertekstur porfiri, plagioklas biasanya sebagai penokris. Umumnya berkomposisi seperti diorit – kuarsa.

11.    Diorit

Batuan dalam butir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung beberapa mineral primer sebagai berikut:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku diorit

Apabila rata rata plagioklasnya lebih basa daripada andesin, maka batuan cenderung sebagai gabro, tetapi apabila kuarsa menjadi mineral utamanya, maka batuan tersebut disebut dengan tonalit atau diorit – kuarsa, yaitu diorit yang mengandung mineral felspatoid. Di jawa, dioarit banyak dijumpai di daerah Pemalang dan sekitar Banjarnegara (Jawa Tengah).

12.    Andesit

Batuan lelehan (leleran) dari diorit, berbutir halus, bertekstur holokristalin hingga hipokristalin. Umumnya batuan ini mempunyai komposisi mineral seperti diorit. Andesit terbentuk sebagai batuan lelehan dan batuan gang dalam, bentuk aliran, sill, retas, teras gunung berapi, badan intrusi lain yang kecil sekaligus sebagai piroklastik.

Gunung berapi di indonesia pada umumnya menghasilkan batuan andesit. Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut dengan  andesit – hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut dengan andesit piroksin.

13.    Diorit Kuarsa (Tonalit)

Batuan dalam berbutir kasar, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung beberapa mineral sebagai berikut ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku diorit kuarsa (tonalit)

Apabila mineral felspar kalium merupakan mineral utamanya maka batuannya disebut dengan granodiorit, tetapi apabila mineral kuarsa berkurang batuan disebut dengan diorit. Di indonesia batuan ini banyak terdapat di Bukit Barisan Sumatera dan di Jawa Barat terdapat di Banten, Pekalongan, dan Banyumas.

14.    Gabro

Batuan dalam berbutir kasar hingga sedang, bertekstur holokristalin, faneritik, mengandung mineral sebagai berikut ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku gabro

Apabila plagioklasnya kurang basa dari labradorit, maka batuannya disebut dengan diorit. Gabro terbentuk sebagai tubuh intrusi dan merupakan batuan yang umum terdapat di mana mana, berwarna hitam karena sebagian bear mineral penyusunnya adalah piroksin dan olivin. Di pulau Jawa, batuan ini terdapat di selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.

15.    Basalt

Batuan lelehan (leleran) dari gabro berbutir halus, bertekstur hipokristalin dengan masa dasar afanitik, mengandung mineral seperti pada tabel di bawah ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku basalt

Sebagian berupa batuan lelehan atau lava, basal juga merupakan batuan piroklastik. Komposisi rata rata dari mineral plagioklas adalah labradorit atau lebih basa. Basal umumnya berwarna hitam karena kaya akan unsur unsur besi dan magnesium, umumnya bertekstur porfiri. Sebagai pinokris, umumnya bertekstur visikular. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basalt. Di Sukadana (Lampung) terdapat sebaran batuan basalt yang cukup luas.

16.    Diabas (Dolerit)

Batuan intrusi, bertekstur holokristalin, umumnya berwarna gelap, mengandung mineral seperti pada tabel di bawah ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku diabas (dolerit)

Daabas dibedakan dari gabro terutama dari teksturnya yang khas dan jumlah piroksinnya cenderung lebih sedikit. Diabas terbentuk sebagai sill, retas, dan lofolit. Di daerah Kebumen (Jawa Tengah) diabas terdapat di sekitar Laboratorium Batuan di Karang sambung, Jawa Tengah.

17.    Peridotit

Peridotit adalah kelompok batuan beku ultrabasa bertekstur holokristalin mengandung beberapa mineral sepeti tampak pada tabel ini:

Deskripsi  dan Kandungan Mineral Batuan Beku peridotit

Apabila komposisinya hanya terdiri atas olivin, maka batuan dinamakan dunit. Kalau hanya terdiri atas piroksin, maka batuan disebut dengan piroksenit. Peridotit terbentuk sebagai lafolit dan lempengan yang tebal. Oelh karena pengaruh larutan panas, maka peridotit dapat berubah menjadi silikat magnesium yang mengandung air, yaitu serpentin dan salah satu jenis mineral ini adalah krisotil.
Mineral krisotil dalam bentuk serat serat halus disebut dengan asbestos. Asbestos yang berserat panjang sangat disukai dalam dunia industri karena dapat digunakan sebagai bahan penahan panas dan juga digunakan untuk peralatan listrik. Di indonesia, bahan ini banyak terdapat di Sulawesi, Halmahera, dan Kalimantan Tengah. Serpentin adalah kumpulan dari sejumlah mineral yang terdiri atas antogorit, krisotil, perknit, dan glaukonit.

18.    Obsidian (Batu Kaca)

Obsidian adalah gelas alam yang dapat terbentuk jika magma yang mencapai permukaan bumi membeku dengan cepat sehingga tak mempunyai susunan dan bangun kristal tersendiri (amorf). Batukaca dapat bersifat riolitik, dasitik, trakitik, andesitik dan basaltik sifat tersebut sangat tergantung kepada sifat sifat magma yang membentuknya. Batuan kaca biasanya tidak berwarna hingga berwarna kelabu dan coklat. Warna tidak ditentukan oleh komposisinya, misalnya yang berwarna hitam mungkin bersifat riolitik atau basaltik. Karena batu kaca terbentuk dari magma yang mencpai permukaan bumi, maka batu kaca banyak terdapat di sekitar gunung api.

19.    Batu Apung

Pada umumnya setelah cairan lava yang mengandung banyak gas itu mencapai permukaan bumi, maka gas yang dikandungnya akan segera dilepaskan. Dengan keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang lubang atau gelembung pada lava yang telah membeku.
Kemungkinan lubang lubang itu berbentuk bola, elips, silinder, atau bentuk lainnya yang tidak teratur. Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian pada suhu 980o C sehingga gasnya keluar. Oleh karena batuannya berpori (porus) maka dapat digunakan sebagai isolator untuk peredam suara dan penahan suhu tinggi. Di indonesia batu apung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau.

20.    Pegmatit

Pegmatit adalah batuan beku yang istimewa dengan ukuran kristal yang besar, bergaris tengah 1 cm atau lebih. Pegmatit terbentuk pada bagian atas dari batuan magmatik jauh di dalam bumi, yaitu beberapa kilometer dari permukaan bumi di mana tekanan dari luar cukup besar untuk menahan unsur unsur gas dalam magma.
Sebagai tubuh bumi, pegmatit terbentuk sebagai teras, lensa, atau urat urat yang tidak teratur bentuknya, kadang kadang berupa stock. Urat pegmatit dapat mempunyai ketebalan beberapa meter dan panjangnya mencapai ratusan meter.
Tubuh pegmatit umumnya dikelilingi oleh batuan induknya, komposisinya bermacam macam dari ultra basa hingga asam. Akan tetapi, umumnya terbentuk dalam batuan asam dan yang terbentuk dalam batuan basa sangat sedikit. Komposisi pegmatit sedikit berbeda dengan batuan induknya.
Banyak pegmatit yang memperlihatkan struktur zona dan sebaran mineralnya kurang teratur. Contohnya, pegmatit sari Murzinka (dari Ural di Rusia). Bagian luar dari zona pegmatit yaitu kontak dengan granit yang mengelilinginya terdiri atas batuan yang berwarna terang (aplit), ke arah tengah menjadi zona granit garfit (pertumbuhan bersama dari felspar dan kuarsa), kemudian zona felspar dan kuarsa yang berbutir kasar.
Di bagian tengah zona retas pegmatit terdapat rongga rongga di mana pada bagian dinding dindingnya berjajar kristal yang berukuran besar terdiri atas kristal batuan, topas dan batu permata lainnya.